Kira-kira tiga hari yang lalu di Just Alvin, Aa Gym salah satu ustad yang pernah sangat terkenal di Indonesia mencurahkan segala penyesalan dan isi hatinya. Kita semua mengenal setidaknya tahu siapa Aa Gym. Di masa jayanya dulu sebelum namanya rada memudar karena peristiwa poligami, beliau adalah salah seorang penceramah besar yang dikenal santun, senyumnya lebar, cerdas, pandai menjelaskan dalam bahasa sederhana, pandai membuat singkatan-singkatan untuk mempermudah pamahaman serta begitu piawai dalam menciptakan idiom baru. Saya tidak ngefans Aa Gym dengan model ABG ngefans bintang sinetron, tetapi saya pribadi cukup terkesan dengan salah satu idiom yang sempat membekas di otak saya.
Dalam salah satu protes terhadap film berjudul Buruan Cium Gue, Aa sempat menjawab demikian ketika ditanya wartawan : Apakah Aa sudah nonton fim itu ? Aa menjawab : Kalo tahu duren itu busuk ngapain harus dibuka. ^_^
Dalam salah satu protes terhadap film berjudul Buruan Cium Gue, Aa sempat menjawab demikian ketika ditanya wartawan : Apakah Aa sudah nonton fim itu ? Aa menjawab : Kalo tahu duren itu busuk ngapain harus dibuka. ^_^
Saya tidak mengatakan saya setuju dengan implementasi kalimat itu dalam berbagai situasi , begitu juga mengatakan film ABG biasa saja cuma judulnya yang lebai sebagai duren busuk, saya rasa juga tindakan yang sama lebaynya. Tetapi setidaknya saya senang karena dapet satu idiom baru yang cukup menarik.
Kalimat antik tersebut bisa menyeimbangkan atau memberikan sudut pandang lain untuk dibandingkan dengan Kalimat Bijak yang selama ini kita kenal : "Jangan menilai buku dari sampulnya saja". Jika orang ngomong A, saya bisa menjawab B dengan sama kuatnya. Jika orang ngomong B saya gantian bisa menjawab A dengan cukup kuat pula ^_^. Itulah kesan saya terhadap Aa Gym.
Baru-baru ini di Just Alvin, Aa Gym menjawab sejumlah pertanyaan seputar kisah hidupnya. Aa bercerita panjang lebar mengenai perjalanan hidup serta sejumlah penyesalannya - Wajahnya tampak sedih, kadangkala matanya tampak berkaca-kaca.
Aa bercerita betapa dia sangat menyesal dengan segala tindakannya ketika dia sedemikian populer. "Dulu saya merasa tindakan saya benar, tetapi sekarang Saya malu sungguh malu ketika melihat ceramah saya " beliau berkata dengan mata agak berkaca-kaca .
"Saya tidak tahu apakah sisa hidup saya bisa menebus kesalahan-kesalahan saya "
Saya pribadi tidak melihat ada yang salah dari isi ceramah Aa Gym, isinya wajar saja mengajarkan kebaikan dengan cara yang mudah dipahami oleh orang banyak. Tetapi Aa Gym yang sekarang melihat secara berbeda terhadap apa yang dulu dilakukannya . "Itu semua topeng, kepalsuan-kepalsuan agar terlihat baik di mata orang-orang.... Saya sedemikian sibuknya , dipengaruhi keadaan, ingin terlihat sempurna, ingin terlihat baik sehingga bahkan tidak sempat melakukan instropeksi."
"Saya merasa ada yang salah, tetapi saya tidak tahu bagaimana menghentikannya"
"Dulu kabarnya sekretaris Aa belasan, Aa pernah belajar juga menerbangkan pesawat ?" tanya Alvin sang host. Aa Gym menjawab bergetar. "Itu tergantung motivasinya. Sekarang saya melihat itu semua riya. Itu semua riya."
Baru-baru ini di Just Alvin, Aa Gym menjawab sejumlah pertanyaan seputar kisah hidupnya. Aa bercerita panjang lebar mengenai perjalanan hidup serta sejumlah penyesalannya - Wajahnya tampak sedih, kadangkala matanya tampak berkaca-kaca.
Aa bercerita betapa dia sangat menyesal dengan segala tindakannya ketika dia sedemikian populer. "Dulu saya merasa tindakan saya benar, tetapi sekarang Saya malu sungguh malu ketika melihat ceramah saya " beliau berkata dengan mata agak berkaca-kaca .
"Saya tidak tahu apakah sisa hidup saya bisa menebus kesalahan-kesalahan saya "
Saya pribadi tidak melihat ada yang salah dari isi ceramah Aa Gym, isinya wajar saja mengajarkan kebaikan dengan cara yang mudah dipahami oleh orang banyak. Tetapi Aa Gym yang sekarang melihat secara berbeda terhadap apa yang dulu dilakukannya . "Itu semua topeng, kepalsuan-kepalsuan agar terlihat baik di mata orang-orang.... Saya sedemikian sibuknya , dipengaruhi keadaan, ingin terlihat sempurna, ingin terlihat baik sehingga bahkan tidak sempat melakukan instropeksi."
"Saya merasa ada yang salah, tetapi saya tidak tahu bagaimana menghentikannya"
"Dulu kabarnya sekretaris Aa belasan, Aa pernah belajar juga menerbangkan pesawat ?" tanya Alvin sang host. Aa Gym menjawab bergetar. "Itu tergantung motivasinya. Sekarang saya melihat itu semua riya. Itu semua riya."
Aa Gym tampak semakin sedih ketika dia bicara soal anak-anaknya. Betapa dia sekarang merasa malu dan sedih serta sungguh merasa bersalah karena tidak pernah menyempatkan diri mengambil raport anaknya. Anak-anaknya merasa kesepian tetapi berusaha memaklumi aktivitas bapaknya. "Pada saat itu kan ya kami kadang ingin seperti anak-anak yang lain. Tetapi kami melihat bapak sibuk, semuanya demi umat demi agama. Kami maklum kesibukan bapak" Aa Gym tampak semakin keras menahan air mata.
"Bagaimana perasaan Aa sekarang ?"
"Saya merasa lebih damai, saya hidup apa adanya sekarang. Saya tidak perduli apa kata orang. Jika ada yang mencari saya, mereka tidak lagi menginginkan figur saya . Saya merasa lebih damai, lebih ringan. "
"Saya merasa lebih damai, saya hidup apa adanya sekarang. Saya tidak perduli apa kata orang. Jika ada yang mencari saya, mereka tidak lagi menginginkan figur saya . Saya merasa lebih damai, lebih ringan. "
***
Di masa kapitalisme global yang memang sulit dihentikan , gurita kapitalisme mencengkeram nyaris semua aspek dalam kehidupan termasuk kehidupan keagamaan. Tokoh-tokoh agama tidak lagi jelas bedanya dengan selebrities lainnya .Pada satu sisi, Pelawak, artis ikut mengulas agama. Pada sisi lain tokoh2 agama juga ingin menampilkan citra yang humoris , lucu, murah senyum, dsb . Tidak jelas lagi bedanya. Kedua-duanya selebrities hebat yang harus perduli citra. Mereka perlu terlihat baik, mereka harus mati-matian membentuk dan meningkatkan citra. Mungkin ada masa ketika semua itu dianggap kewajaran bahkan lebih parah lagi dikaitkan dengan pembenaran demi Tuhan, demi agama, atau setidaknya demi umat. Demi syiar agama.
"Keluarga mendukung... rela berkorban, itu semua demi umat", masyarakat pun menyambut bahkan membuat kondisi makin sulit dengan kultus, pujian serta gegap gempita yang mengacaukan segala indra. "Saya tahu ada yang salah ...Tapi saya harus gimana." Ketika citra sudah terbentuk, undangan datang bagai air hujan, pejabat sowan, calon pejabat minta dukungan, parpol datang, hidup bagai raja, semuanya cium tangan - apa yang harus saya lakukan ? Saya mau berhenti, saya lelah tapi gimana caranya ? Saya tidak ingin mengecewakan mereka.
Saya membayangkan, bertanya dalam hati : apakah publik figur tokoh agama-agama yang ada di layar kaca sekarang ini juga mengalami dilema yang sama dalam batin mereka? apakah konflik batin ini juga sebenarnya ada ? Harus kelihatan ramah, karena umat senang yang ramah, harus senyum dengan lengkung berapa derajat agar masyarakat senang . Harus tampil sempurna selalu senyum atau selalu lucu untuk menampilkan citra yang baik dan menjual di mata pemilik modal dan masyarakat . Harus kelihatan baik di televisi dan di media. Itu semua demi umat demi masyarakat banyak, katanya.
Saya membayangkan, bertanya dalam hati : apakah publik figur tokoh agama-agama yang ada di layar kaca sekarang ini juga mengalami dilema yang sama dalam batin mereka? apakah konflik batin ini juga sebenarnya ada ? Harus kelihatan ramah, karena umat senang yang ramah, harus senyum dengan lengkung berapa derajat agar masyarakat senang . Harus tampil sempurna selalu senyum atau selalu lucu untuk menampilkan citra yang baik dan menjual di mata pemilik modal dan masyarakat . Harus kelihatan baik di televisi dan di media. Itu semua demi umat demi masyarakat banyak, katanya.
Harus menampilkan citra keluarga yang gak pernah konflik. Harus menampilkan sayang anak, sayang istri agar ibu-ibu demen . Harus menampilkan sejuta ini dan itu. Kemudian ketika rutinitas itu menjadi sedemikian membosankan : Kesadaran muncul , mengapa saya bisa terjebak dengan kondisi ini? Ingin berhenti tetapi gak tahu bagaimana menghentikannya.
Terimakasih untuk Aa Gym yang menginspirasi tulisan ini.
NB : Perkataan-perkataan Aa Gym maupun Alvin yang ada di atas ditulis berdasarkan ingatan saya sebagai penonton acara televisi , bukan hasil rekaman. Bisa saja kalimat aslinya tidak persis sama seperti yang saya tulis. Tetapi saya rasa itu tidak merubah substansinya
SALAM
saya bingung mau komentar apa. Karena saya sendiri sering mengalami hal yg sama spt para seleb itu. Meskipun saya bukan seleb. Terkadang, apa yang saya katakan dan tulis (di blog khususnya pada artikel Renungan), tidak sesuai dengan apa yg dilakukan dalam kehidupan sehari2. Misalnya : saya nulis gini : Jangan cepet marah, kenyataannya saya sendiri suka gak bisa nahan emosi.
BalasHapusatau...saya tulis : Maju terus pantang mundur. Semangat. Kenyataannya : Saya sering melempem semangatnya. Jatuh sejatuh2nya..
So, saya setuju banget dengan pesan yang saya tangkap dalam tulisan ini : Don't judge a book by its cover. Belum tentu orang yg ramah itu baik. Belum tentu orang yg diam itu sombong.
mata manusia selalu melihat apa yg tampak bukan? Tapi Tuhan tahu apa yg di dalam hati.
waduh, komentar ku panjang amat ya? btw, tulisanmu kali ini kalem lho. he he he...
BalasHapusItulah mengapa kita harus belajar menjadi umat beragama yg dewasa. Kita harus menyadari bahwa para petinggi agama kita, ustad, romo, pendeta dll adalah manusia seperti kita juga. Yang punya kelemahan, bisa berbuat kesalahan. Yang harus kita teladani adalah apa yang ia ajarkan, bukan melulu manusianya, sosoknya. Karena ketika sang pemuka agama itu tersandung suatu kesalahan, yang kita ingat harusnya ajarannya.
BalasHapusKarena meski bersalah, mereka adalah orang2 yang dipakai Tuhan untuk kebaikan umatnya.
Aa Gym... manajemen qalbu ?! mungkin beliau sedang mempraktikan teorinyah kali...
BalasHapussetuju dg Fanda. intinya, manusia itu kan gak ada yg sempurna. kalau melihat manusianya, pasti suatu saat kita bisa kecewa.
BalasHapustemplatenya minimalis tapi tetap manis.
BalasHapus@RM Haniifa PG: Iya mungkin kali ya...:)
BalasHapus@Fanda : Yup Yup...
@Fanny : Yang manis mah bukan templatenya, yang nulis ^_^
Saya juga melakukan hampir sama seperti @Cepernis. Lewat tulisan - tulisan di blog saya menampilkan diri saya terlihat taat agama. Padahal dalam kehidupan sehari - hari, saya menyadari bahwa saya masih belum sempurna menjalankan perintah agama dengan baik. Hingga ada salah satu penulis di blog saya yang mengirim email dan mengatakan dia begitu kagum pada saya. Akan tetapi saya katakan padanya, bahwa saya tidak pantas untuk di kagumi.
BalasHapusDunia ini cuma sandiwara, he he he.
@Mbak Pit Pit : Iya juga ya.. ^_^ :D kayak lagu... dunia panggung sandiwara
BalasHapuslanjuuuuuuuuuuuuuuuuutttttttttt,,,
BalasHapus@fitri : iya begitulah dunia dan kita ini spt artis aja ya? hehhee....
BalasHapus@lovepassword : manis? emang gula..
Aku suka dengerin Aa Bym,
BalasHapusSekarang dengerin Mario Teguh,
Wuih rasanya,
Merasa tau carany,
Sulit ada contohnya.
Salam Damai!
@Om LP, All
BalasHapusSubhanallah, tulisan yg sungguh menggugah......
Menurut fanya, ga ada yg salah dgn semua yg pernah di dakwahkan Aa Gym, semua benar, semua bagus, semuanya indah...... karena yg beliau sampaikan pd hakekatnya adalah wejangan/nasehat/penghiburan Allah SWT bagi segenap manusia yg Allah sampaikan melalui bibir Aa Gym....,
Demikian pula jika suatu waktu kita sampaikan berbagai kebenaran, nasehat ttg keindahan hidup dijalan-Nya. Meski kita mungkin belum sepenuhnya mampu menjalankan hal tsb, menurut fanya lagi, semua itu tidak mesti kita terjemahkan sbg sebuah "sandiwara", karena mungkin saat itu Tuhan kembali sdg mencurahkan rahmat-Nya, petunjuk-Nya, support-Nya, penghiburan-Nya termasuk juga janji-janji-Nya kepada siapapun yg menangkap (mendengar/membaca) apa yg disampaikan-Nya - termasuk juga kpd si penulis/pembicara.....Subhanallah, Alhamdulillah, Allahuma ya Allah, betapa beruntungnya hamba jika Engkau berkenan menjadikan mulut hamba atau tangan hamba sbg sarana petunjuk dan pengetuk hati setiap insan utk senantiasa ingat, dekat dan taat pada-Mu.
Semoga, kami tidak sekedar mampu menangkap curahan kasih-Mu yg Engkau sampaikan lewat bibir atau tulisan saudara2 kami, atau bahkan lewat bibir dan tulisan hamba, tetapi lebih dari itu, mampu mematrinya di dlm hati hamba, mewujudkannya melalui ibadah hamba, dalam setiap langkah dan perilaku hidup hamba, sebagai wujud syukur dari hamba. Amin.
@MK : Wuih rasanya, tuh rasanya gimana ?
BalasHapus@Fanya :saya rasa bukan materinya yang beliau sesalkan, tetapi caranya menyampaikan materi dan niatnya yang menurut Aa Gym sendiri sekarang terlalu penuh polesan dan sekedar ingin menyenangkan pihak2 lain. Terlalu sibuk dsb, harus terjebak dengan citra demi citra yang endingnya melelahkan.
Hihihi iya ya ... padahal jelas dikemukakan dlm paragraph ke-6...... hihihi...
BalasHapusTapi kenapa beliau harus bersedih ya? mengapa beliau tidak justru gembira krn tersadar dan berhasil keluar dari "belenggu" ria dan "jerat" popularitas dunia???
Mudah-mudahan raut muka duka dan mata berkaca itu refleksi bahagia yg begitu bergelora karena telah kembali menapakan kaki di muka bumi...., bukan senandung "Yesterday" si Aa mengenang episode masa lalu yg begitu fenomenal...
Minal Aidin wal Faizin, mohon maaf lahir bathin.
@fanya : Iya ... kalo menuruti pengin fenomenal mungkin asik awalnya, tetapi lama2 bisa lelah sendiri.
BalasHapus@All : Minal Aidin wal Faizin, mohon maaf lahir bathin.
Pantas saja Aa Gym menghilang begitu lama. Rupanya sedang menemukan pemaknaan hidupnya.
BalasHapusNice article.
Salam Mas LP.
saya rasa, semua pemuka agama yang muncul ditelevisi khususnya pemuka agama Islam, pasti jika melakukan apa yang seperti Aa Gym lakukan yakni mengintropeksi diri, pasti menyesal...
BalasHapusdi mata saya, Aa Gym tetaplah sosok da'i yang nyunnah... dan sekarang terlihat lebih baik....
salam kenal :D
@Mas Dewo : Selamat Berkunjung lho
BalasHapus@Kang Usup : Salam Kenal juga...
kakak lovepassword ini rupanya spesies baru ya???? cowok bisa melahirkan
BalasHapusxaxaxaxaxa
maju terus kakak
"Aa Gym tampak semakin sedih ketika dia bicara ..."
BalasHapusSekarang yg tampak sedih Kiai Zainuddin MZ!
Tapi kita sedang sedih atas tentetan bencana.
Wasior, Merapi, Mentawai; Air, api, kerak bumi,
Melambai-lambai
Salam Duka Indonesiaku!
Aapapun bentuk narasinya plus polesannya, satu hal yang pasti AA Gym gak mampu menahan syahwatnya.
BalasHapusKalau menilai orang lain sepertinya diri kita merasa paling baik...........
BalasHapus