Minggu, 22 Agustus 2010

Ateisme dan Agama dalam Memandang Takdir dan Kehendak Bebas

Diskusi serius dalam membahas posisi  takdir(predestinasi) dan kehendak bebas manusia merupakan sebuah diskusi yang sungguh kaya warna. Diskusi ini ada tidak saja antara teis-ateis, antar pemeluk agama tetapi juga berkembang penuh dinamika dalam internal  agama-agama.Dalam Islam diskusi soal ini sudah lama ada dalam sejarah , Diskusi antara penganut Qadariyah dan Jabariyah. Dalam Kristen konsep predestinasi ala Calvin juga sering diserang oleh aliran-aliran Kristen yang lain.

Dalam diskusi di forum ateis,  lebih-lebih lagi dua konsep ini ditabrakkan untuk menunjukkan bahwa dua konsep itu adalah konsep yang saling berkelahi satu sama lain, kontradiktif  sehingga tidak masuk akal .

Benarkah demikian ? Jawabannya ada pada bulan Mei.. Meibi Yes Meibi No..^_^

Secara umum terlepas dinamika dalam agama-agama , saya rasa para pemikir agama sudah berupaya mengharmoniskan kedua konsep tersebut.

Apa sebenarnya Takdir/Predestinasi dan apa itu Kehendak Bebas/Usaha Manusia ?

Dalam bahasa sederhana Takdir bisa diartikan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta termasuk manusia tergantung karena kehendak Tuhan. Jadi jika kamu gagal atau berhasil itu karena kehendak Allah.
Pada sisi sebaliknya konsep Kehendak manusia menekankan bahwa jika kamu berusaha maka kamu akan berhasil. Jika kamu melakukan A maka akan mendapatkan B.

Diskusi mengenai dua hal ini berlangsung sedemikian sengitnya lintas abad bahkan dalam masing2 agama.
Pihak yang pro takdir mengatakan : Manusia yang percaya kehendak bebas itu sombong, human sentris, bahkan lebih parah bisa dikatakan memberhalakan kekuatan manusia .
Pihak yang pro kehendak bebas mengatakan : Manusia yang pro takdir adalah manusia yang malas, tidak mau berusaha, tidak bertanggung jawab, mengkambing hitamkan setiap hal kepada Tuhan, dsb .
Konsep takdir punya sisi baik: Jika manusia berhasil orang itu sadar bahwa dia berhasil bukan semata-mata karena kekuatannya sendiri. Konsep Kehendak Bebas punya sisi baik dari sisi jika manusia gagal maka manusia belajar bertanggung jawab. Tidak misalnya korupsi besar besaran kemudian setelah dipenjara  dengan mengharu biru berkata "Ini takdir Tuhan."

Konsep Kehendak Bebas punya masalah karena seakan manusia sentris, padahal manusia itu terbatas.
Konsep Takdir  punya masalah lebih2 jika dikaitkan dengan hukuman dosa. Jika semuanya ditakdirkan lalu mengapa manusia harus dihukum ? Kurang lebih nuansa diskusi yang terjadi seperti itu.

Pada saat ini umumnya mainstream agama mengakomodasi dua konsep itu bersama-sama  meskipun upaya melakukan itu juga tidak mudah-mudah amat.

Lha ateis tentu saja  tidak perlu repot repot memikirkan simfoni atas kedua nada tersebut. Buang saja semuanya karena keduanya bertentangan berarti konsep yang ada dalam agama adalah paradox penuh pertentangan dan tidak logis. Gambaran mudahnya kurang lebih begitu.

Jika semuanya sudah ditetapkan lalu apa gunanya kamu berusaha ?
Jika semuanya sudah ditetapkan lalu apa gunanya kamu berdoa ?

Meskipun gak mudah-mudah amat, saya rasa masalah rumit itu bisa sedikit disederhanakan :

Takdir jelas bicara soal keterbatasan manusia
Kehendak bebas bicara soal potensi yang diberikan Tuhan kepada manusia berikut tanggung jawab yang mesti diemban atas potensi itu .

Apakah manusia itu terbatas kemampuannya ? bahkan tidak ada ateis yang menolak ini. ^_^
Apakah manusia itu punya potensi ? Juga semua orang sedunia tahu bahwa manusia punya potensi  ^_^

Kalo demikian halnya : Apakah punya potensi = lemah ? Secara faktual memang manusia punya potensi sekaligus juga punya keterbatasan. Lha pihak yang menabrak-nabrakkan itu ya berarti mengingkari fakta yang sebenarnya bisa dilihat dan dirasakan.

Rekan-Rekan ateis pada akhirnya cukup berbesar hati dengan mengatakan :
fakta manusia punya potensi namun manusia juga punya keterbatasan, adalah fakta-fakta yang saling terkait, jika digabung menjadi potensi yang terbatas. jadi apanya yang kontradiktif.

kontradiktif yang saya lihat dari tulisan-tulisan mu mengenai agama dan tuhan bukan itu!(Berto Ada Simarmata)
Yg lu tulis sih itu filosofi. Untuk berpikir seperti lu, ga perlu agama/tuhan.( Gani Budi Cahyono)
===> Meskipun kesannya saling bertentangan kontradiktif , konsep freewill(kehendak bebas) dan takdir(predestinasi) justru menunjukkan fakta dalam kehidupan manusia . Fakta yang mestinya bisa dilihat dan diterima : Manusia punya potensi sekaligus punya keterbatasan. Ada faktor internal ada juga faktor eksternal. Siapa bilang agama tidak cerdas ? Hi hi hi
Filosofi secerdas itu terdapat dalam agama . Ini membuktikan betapa cerdasnya agama. 
Apakah ada rekan-rekan ateis yang keberatan ? ^_^    :D
***
Next Case :  
Lovepassword Oye said :  
Hush...
Kontradiktifnya itu dalam tanda kutip. Lha aslinya itu kan kenyataan yang bisa dilihat bisa dirasakan. Masalah kalian adalah kalian hobi membentur-benturkan. Senengnya gicu lho.

Pada satu waktu X ngomong manusia itu hebat punya potensi
Pada waktu lain X ngomong manusia itu terbatas

Terus kalian mengadu apakah hebat = lemah ?

Lha itu masalah kalian. Mengapa ? Karena faktanya kan memang manusia itu ya memang punya potensi tetapi juga selalu punya keterbatasan. Itu fakta yang harus diakui. ^_^. Apakah kontradiktif ? Ya apapun pendapat kalian , itu fakta kan.
 
Gani Budi Cahyono said :  
Pada satu waktu X ngomong manusia itu hebat punya potensi
Pada waktu lain X ngomong manusia itu terbatas

Ini sih tidak kontradiktif.
Kontradiktif itu seperti ini. Tuhan itu tidak terbatas. Lalu dikasih kasus, kenapa tuhan tidak begini. Jawabannya karena tuhan memiliki keterbatasan.
Dan perbincangan pun terus mengalir dan mengalir pada fase berikutnya  : Apakah konsep Tuhan Maha Kuasa adalah sebuah konsep yang kontradiktif ??? Perbincangan ini masih bergulir sendu mendayu..
SALAM 
Terimakasih untuk semua rekan ateis yang menginspirasi saya membuat blog ini. Salam semuanya. 

15 komentar:

  1. kedua.horee...suka templatenya nih. cakep amat kayak saya. lhoo? biarpun gue kagak ngarti..sudahlah berkunjung saja kemari. semoga ramai ya blognya. Congrats deh.

    BalasHapus
  2. eh, saya bukan ateis lho..tapi boleh mampir kan? hehehe...

    BalasHapus
  3. Lumayan dapat ke cugak, eh... ke tigak

    BalasHapus
  4. lumayan juga dapat kursi ke -4

    BalasHapus
  5. Jangan lupa mengunjungi blog kami tentang Nubuat Yesaya tentang Firman Tuhan dalam bahasa Arab di

    http://jalanibrahim.wordpress.com/2010/07/17/nubuat-yesaya-28-tentang-firman-tuhan-dalam-bahasa-arab-muhammad-dalam-alkitab-taurat-injil/

    Jangan lupa blog kami dibuatkan LINK di blog anda yah!!!

    BalasHapus
  6. Holla Lop Oye!
    Aku mau ngupas takdir pikir tiga.
    Tolong dipersilahkan, hehehe!

    Salam Damai!

    BalasHapus
  7. @jalan ibrahim : Iya oke, ntar kalo blogku sudah beres tentu kulink

    @Maren Kitatau : Ya tentu dipersilahkan dong

    BalasHapus
  8. Kedua-duanya benar. Karena itulah Tuhan tak pernah bisa dipahami dengan akal sehat. Di satu sisi Tuhan ingin manusia selamat dari api neraka, di sisi lain Tuhan memberikan manusia kehendak bebas untuk memilih berdosa atau tidak. Jadi piye iki? Ya udah, karena logika akal sehat kita gak mampu memecahkannya, kita pake iman saja...

    BalasHapus
  9. Hampir sependapat dgn Fanda. Jika kita sepakat bhw segala sesuatu eksis atau diciptakan Tuhan secara berpasangan, a.l. atas-bawah; kiri-kanan; benar-salah; besar-kecil; baik-buruk dsb dsb, mengapa kalo takdir dan free will jadi dipermasalahkan? Bukankah pasangan takdir adalah free will?. Buat fanya sih as simple as that.

    Jika selama ini kita tak pernah mempermasalahkan apakah hidup ini semuanya benar atau semuanya salah; semua besar atau semua kecil; semua baik atau semua buruk; mengapa tiba2 mempermasalahkan apakah semua yg terjadi dlm hidup kita ini adalah takdir atau semua free will....?

    Tuhan menciptakan segala sesuatu untuk menjadi bagian dari hidup kita. Adakalanya kita ada di puncak dan merasa besar atau terpuruk dan merasa kecil; terkadang kita baik dan tak jarang kita buruk; kapan di atas dan kapan di bawah; dst..dst . Semua itu boleh jadi tak lepas dari keberadaan takdir dan free will dlm hidup kita.

    Yang pasti, ada 2 hal mendasar dlm hidup yg pasti merupakan porsi takdir yaitu tentang kelahiran dan kematian. Tak ada seorangpun yg bisa memilih kapan dan dari rahim siapa terlahir, tetap muda dan bebas dari kematian.

    Mungkin episode selebihnya dari hidup kita adalah free will, atau bisa juga gabungan dari keduanya...

    wallahu'alam

    BalasHapus
  10. @Fanda dan Fanya :Ya memang hidup ini ya isinya dua kutup : Kadang kita tahu manusia diberi potensi dan harus mempertanggung jawabkannya. Pada sisi lain manusia juga terbatas .

    BalasHapus
  11. ikutan ah...
    Kehendak bebas manusia, selain potensi, tentu juga dibatasi oleh kehendak bebas manusia lainnya. Ambil asumsi : 1 manusia = 1 kehendak bebas, 2 manusia = 2 kehendak bebas. Semilyar manusia = Semilyar kehendak bebas. Jadi jelas, kehendak bebasnya dipengaruhi kehendak bebas yang lain. Karena dipengaruhi, jelas bahwa manusia tidak punya kehendak bebas -- free will
    Yang betul-betul bebas adalah kehendak yang mengatasi semua kehendak.
    Dengan kata lain : Keterbatasan manusia dilihat dari : keterbatasannya yang dikurung oleh potensi (yang diberikanNya), dan kedua keterbatasan karena dipengaruhi resultante kehendak bebas manusia lain (dan tempat dia berpijak tentunya).....

    BalasHapus
  12. @Mas Agor : Iya anda benar. Teori yang mirip mirip dengan itu bahkan bisa sedikit menjelaskan Mengapa Kajahatan ada , seperti pertanyaan klasik ala Epikuros : Jika Tuhan ada, mengapa ada kejahatan ?
    Jika kita melihat dari sisi interaksi antar kehendak bebas. Interaksi tersebut bisa saja saling menunjang jika dua entitas ini punya visi yang sama, bisa juga saling berbenturan karena perbedaan pendapat. Kejahatan adalah konsekuensi logis adanya interaksi antara kehendak -kehendak bebas itu.

    SALAM.

    BalasHapus
  13. sebuah usaha atau perbuatan akan memperoleh hasil. perbuatan ini dipengaruhi oleh beberapa unsur perbuatan : perbuatan Manusia itu sendiri, alam, dan Tuhan.

    Alam itu punya hukum2 yang pasti dan tidak dapat diubah (*kec Tuhan yang mengubahnya), contohnya tidak bisa mengubah aliran udara yang notabene dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, manusia hanya dapat memanfaatkn hukum ini.

    Manusia punya kebebasan yang sangat terbatas. PErbuatan manusia ada 3 jenis, positif, dapat pahala baik. negatif, pahala buruk. netral jika diserahkan pada Tuhan ato atas kehendak Tuhan. jadi klo manusia mau hasil positif, berbuatlah yang positif. Yang harus diakui adalah manusia harus tetap tunduk pada hukum alam n Tuhan sekalipun dia tidak mengakuinya.

    terakhir, Tuhan berada di atas segala dualisme baik buruk dan tidak dapat dipengaruhi apapun meskipun dapat mengubah segalanya. Iman pada Tuhan adalah kekuatan di luar kebebasan manusia yang terbatas. selain Tuhan mahaadil yang akan memberikan segala pahala positif maupun negatif gara2 perbuatan manusia sendiri, jika kita mendekati beliau, beliaupun akan memberi karunia. hitung aja berdoa merupakan sesuatu yang memberi pahala positif, bisa jadi bonus kan.? tapi jika manusia tidak memanfaatkan ini boleh2 saja, tapi ga dapat manfaatnya juga (*wong g ngapa-ngapain), nikmati saja hasil dari energi terbatas manusia (kekuatan n kebebasan ini juga karunia Tuhan *Tuhan kan baik sama semua ciptaannya sekalipun ciptaannya ga percaya beliau).fakta terjadinya sebuah 'kebetulan' bukanlah benar2 'kebetulan' tapi itu adalah karunia di luar kemampuan manusia.

    BalasHapus
  14. Tuhan menciptakan Takdir Manusia.
    Tuhan melarang diriNya sendiri untuk merubah Takdir Manusia,
    KECUALI
    Manusia itu sendiri yang merubah Takdirnya.

    Bayangkan, Tuhan melarang diriNya sendiri, sementara manusia diberi kuasa untuk itu. Maka jangan sia-sia kan itu, berusahalah lebih keras lagi untuk merubah takdirmu, bukan do'a yang harus ditambah, karena Tuhan Maha Tau.

    So...
    Free Will itu lebih kuat dari pada Takdir.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar dengan tenang . Terimakasih...

Pengikut